Dari status facebook (Private - 28 Oktober 2019)
MEMBANGUN DEMOS
Agenda terpenting -- atau setidaknya salah satu di antara lainnya -- yang perlu dirumuskan adalah membangun kesadaran kewargaan. Keberadaan "demos" (yaitu warga berdaya) merupakan basis bagi penuntasan agenda lainnya yang dianggap perlu.
Demokrasi oligarkis pun, yang kita alami sekarang, bahkan membutuhkan basis itu. Tanpa demos, tak mungkin ada klaim demokrasi. Namun, ada satu aspek vital yang 'dikerjai' mereka: relasi-kuasa.
Para oligark tahu persis, ketika demokrasi datang, segala advantages yang mereka miliki tidak serta-merta akan berubah menjadi privileges; kepemilikan sumber daya tak senantiasa bermakna otoritas politik. Sumber daya harus ditransformasikan menjadi instrumen pengubah relasi-kuasa. Jadilah uang, persekongkolan, patronase, diimbuhi koersi, digelontorkan untuk membangun dan memantapkan ketimpangan relasi-kuasa antara mereka dan para kaki-tangannya, di satu sisi, terhadap warga, di sisi lain.
Caranya: membangun pemaknaan sempit demokrasi sebagai "pemilu" belaka dan, karena itu, menjadikan warga sebagai sekadar "voters", menjadikan warga meyakini bahwa pemilih adalah demos.
Konteks demokratisasi yang seperti itulah yang membuat oligark leluasa memonopoli ruang politik demokrasi. Warga berada dalam relasi-kuasa yang sangat timpang berhadapan dengan para pemangku kekuasaan politik. Demos yang terbangun bukanlah warga yang berdaya, melainkan warga yang terpedaya.
Oleh sebab itu, seraya melontarkan kritik, kecaman, kenyinyiran, hingga caci-maki dan umpatan terhadap para oligark, yang perlu ditempuh untuk membangun demokrasi dari bawah adalah membangun kesadaran publik yang baru. Kewargaan perlu diperkuat untuk, setidaknya, mempersempit ketimpangan relasi-kuasa. Untuk itu, ruang politik demokratis harus diperluas ketimbang sebatas pemilu, yaitu mencakup kegiatan-kegiatan demokratis-partisipatif lainnya.
Membangun dan menggerakkan organisasi-organisasi kewargaan berbasis kepentingan dan isu-isu publik adalah salah satu upaya penting dalam agenda membangun demos. Serikat buruh, organisasi konsumen, kelompok pemerhati media, asosiasi profesi, pelestari lingkungan, organisasi perempuan, dan lain-lain, bukan saja menjadi ajang pemenuhan hak dan kebebasan berserikat dan berorganisasi, melainkan lebih dari itu: menjadi saluran demokratis bagi hak-hak dan kepentingan individual warga yang terbangun sebagai aksi-aksi kolektif warga. Kombinasi penguatan hak-hak individual dan aksi kolektif ini akan menjadi sumber daya penting bagi demos untuk memperkuat posisi dalam relasi-kuasanya dengan pelaku politik lain, bukan saja dalam konteks pemilu, akan tetapi terhadap segala praktik kekuasaan.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar